About Us

Di tengah hiruk pikuk era digital, di mana informasi berlimpah ruah namun kebenaran seringkali tersembunyi di balik riuhnya algoritma, muncul sebuah panggilan untuk perjalanan yang lebih dalam. Sebuah perjalanan melampaui batas-batas yang dikenal, menembus selubung realitas, menuju kesadaran yang lebih tinggi. Inilah esensi dari Triwikrama, sebuah nama yang kini menjelma menjadi mercusuar di lanskap digital, dengan tagline yang menggema: “Journey Beyond Art, Science, Technology, Spiritual & Consciousness.”

Nama Triwikrama sendiri bukanlah sekadar deretan huruf. Ia adalah gema dari kebijaksanaan kuno, sebuah konsep yang berakar kuat dalam mitologi tradisi Nusantara. Secara etimologis, “Triwikrama” berasal dari bahasa Sanskerta, “Trivikrama,” yang secara harfiah berarti “tiga langkah” atau “kekuatan luar biasa”. Ini adalah kisah tentang transformasi dahsyat, tentang kemampuan untuk melampaui batas-batas fisik dan mental.  

Bayangkan Dewa Wisnu, dalam avatar Vamana, mengambil tiga langkah kosmik yang meliputi seluruh alam semesta—bumi, atmosfer, dan langit—mengembalikan tatanan kosmik yang terganggu. Atau Dewa Siwa, yang dalam wujud Kalarudra, mengubah diri menjadi luar biasa hebat untuk mengatasi segala rintangan. Ini adalah manifestasi kekuatan ilahi yang tak terbayangkan, sebuah metafora untuk potensi tak terbatas yang ada di dalam diri setiap entitas.  

Dalam panggung pewayangan Sunda, Jawa, dan Bali, Triwikrama mengambil bentuk yang lebih visual dan dramatis. Ia adalah “malih wujud,” perubahan raga menjadi raksasa sakti mandraguna yang dikenal sebagai Brahala. Prabu Kresna, titisan Wisnu, seringkali melakukan Triwikrama, mengamuk dan merobohkan benteng Hastinapura ketika keadilan diinjak-injak. Arjuna Sasrabahu membendung sungai dengan tubuh raksasanya, dan Anoman membakar Alengka setelah bertransformasi menjadi raksasa berambut api. Bahkan dalam Wayang Golek Sunda, tokoh punakawan yang humoris, Cepot atau Astrajingga, mampu melakukan “Tiwikrama,” berubah menjadi raksasa yang mengamuk di kayangan, menantang kemapanan dan membuka mata para dewa. Pemicunya bisa kemarahan yang memuncak, atau niat yang kuat disertai mantra sakti.  

Namun, Triwikrama bukan hanya tentang kekuatan fisik. Dalam interpretasi filosofis modern, ia adalah kekuatan batin yang luar biasa, sebuah kesadaran akan tiga pilar fundamental dalam diri kita: mythos, ethos, dan logos.  

Mythos sebagai semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur, ethos sebagai karakter dan tindakan baik, dan logos sebagai pokok pikiran yang jernih. Ketika ketiga kekuatan ini disadari dan dimanfaatkan, penderitaan dapat diubah menjadi daya dorong untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, sebuah transformasi diri yang mendalam.  

Inilah inti dari website Triwikrama di era digital. Ia adalah platform yang mewarisi semangat Triwikrama: kemampuan untuk bertransformasi, untuk melampaui batasan, dan untuk membukakan wawasan. Di sini, “tiga langkah” Wisnu dimaknai sebagai tiga dimensi eksplorasi yang mendalam: menelusuri informasi yang tidak umum, menyuarakan perspektif minoritas dan sidestream, serta menyajikan versi sejarah dari sudut pandang yang berbeda. Ini adalah upaya untuk “malih wujud” cara kita memandang dunia, dari yang konvensional menuju yang inovatif.

Website Triwikrama hadir sebagai ruang bagi mereka yang haus akan pengetahuan yang melampaui narasi arus utama. Artikel-artikel yang disajikan adalah hasil analisis detail, mendalam, dan komprehensif, menggali tema-tema unik yang sering diabaikan, bahkan menyentuh ranah pseudoscience—bukan untuk membenarkan, melainkan untuk mengeksplorasi dan memahami berbagai spektrum pemikiran. Kami percaya bahwa setiap opini, pandangan, dan analisis, terutama yang datang dari narasumber dengan perspektif berbeda, adalah cara pandang inovatif yang esensial untuk membukakan wawasan dan pikiran.

Di era di mana media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Twitter X menjadi saluran utama informasi , Triwikrama memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan kontennya. Video-video informatif yang disematkan dari berbagai sumber digital ini menjadi “Brahala” modern, sebuah wujud kekuatan yang mampu menembus batas-batas geografis dan budaya, menjangkau audiens global secara efektif dan kreatif.  

Tujuan utama dari semua ini adalah untuk membantu menaikkan tingkat kesadaran para pembaca sebagai panggilan untuk memerdekakan pikiran, untuk mencapai kedaulatan intelektual dan spiritual. Seperti para pahlawan dalam mitologi yang melakukan Triwikrama untuk menegakkan keadilan dan memulihkan tatanan, website Triwikrama berupaya memulihkan tatanan pemikiran, menantang dogma, dan menginspirasi transformasi pribadi.

Triwikrama adalah sebuah undangan untuk setiap individu melakukan “Triwikrama” dalam diri mereka sendiri—mengaktifkan kekuatan batin, memperluas kesadaran, dan memulai perjalanan melampaui spiritualitas dan kesadaran yang konvensional. Ini adalah tempat di mana kebijaksanaan kuno bertemu dengan inovasi digital, menciptakan ruang bagi pencerahan di tengah gemuruh informasi. Bergabunglah dalam perjalanan ini, dan saksikan bagaimana pikiran Anda bertransformasi, selangkah demi selangkah, menuju kedaulatan yang tak terbatas.